Sila Keempat - Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Pidato SoekarnoPidato Soekarno
1 Juni 1945
Pidato Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang disampaikan di Sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai di Jakarta.
Sila ke-empat dari Pancasila dirumuskan sebagai “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.”
Sukarno memahami bahwa negara Indonesia bukanlah satu negara untuk satu orang ataupun satu golongan semata, tetapi negara Indonesia adalah negara “semua untuk semua” serta negara “satu buat semua, semua buat satu”. Disinilah prinsip kerakyatan atau prinsip demokrasi ditegaskan.
Demokrasi yang dimaksudkan Soekarno adalah demokrasi yang mengutamakan permusyawaratan (deliberation) untuk mencapai mufakat (consensus). Ditekankan juga oleh Soekarno bahwa melalui proses permusyawaratan ini, pandangan agama boleh dimusyawaratkan seluas-luasnya untuk mencapai mufakat.
Dengan demikian, proses permusyawaratan ini merupakan tempat terbaik untuk memperjuangkan dan memelihara agama. Dengan demikian, proses permusyawaratan tersebut dapat menjadi ajang untuk menguji setiap gagasan yang ada.
Proses permusyawatan atau deliberasi ini sering memerlukan proses diskusi dan perdebatan yang panjang untuk bisa memahami dan mengakomodasi semua pandangan yang berbeda. Meskipun demikian, jalan panjang dan berat ini patutlah ditempuh untuk mencapai mufakat.
Sebuah contoh proses demokrasi deliberasi ini terjadi dalam proses amandemen UUD 1945 yang berlangsung dari tahun 1999 sampai tahun 2002 dimana dari sekitar 200 pokok yang diamandemen, semua keputusan akhir diambil secara musyawarah mencapai mufakat, kecuali satu pokok saja yang harus melalui voting. Ini adalah sebuah bukti nyata bahwa demokrasi melalui permusyawaratan untuk mencapai mufakat adalah sebuah pola yang baik dan terbukti bisa dilaksanakan untuk mengantar Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia setelah India dan Amerika Serikat.
Demokrasi deliberasi telah terbukti mampu untuk mentransformasi Indonesia yang sangat majemuk ini secara damai.