Kami mempunyai pengalaman yang sangat unik di tempat tugas kami. Meski dengan keterbatasan dana, kami berusaha membuat jalan setapak menuju kantor Klasis Sabu Barat–Raijua. Jalan yang harus kami lalui setiap hari cukup parah dan berbahaya pagi pengendara sepeda motor yang belum terlalu lincah. Salah menyetir sedikit, bisa celaka!

Bersama para pemuda-pemudi Klasis Sabu Barat–Raijua dan para Pendeta se-klasis Sabu Barat-Raijua, kami tergerak hati untuk mengerjakan jalan itu, walaupun saat itu kami hanya memiliki dana sebesar Rp. 700.000. Namun dengan tekad dan semangat gotong royong yang tinggi, kami mau bekerja.

Ketika kami mulai bekerja, ada banyak donatur yang tergerak hatinya untuk menyumbang batu, kerikil, semen, dan pasir. Kami sangat tertolong dan pekerjaan dapat kami selesaikan. Akhirnya, dengan tekad yang kuat dan semangat gotong royong, kami mampu menyelesaikan jalan itu selama 2 hari.

Sekarang, banyak orang yang turut menikmati hasil dari jalan yang kami kerjakan. Bahkan yang tadinya mencemooh, kini ikut menikmati hasil kerja kami. Kami sangat bersyukur. Kami percaya, suatu pekerjaan yang tulus dikerjakan, akan diberkati Tuhan dan pekerjaan itu akan memberkati banyak orang.

Penulis

Loni M. Radja Gah, salah seorang peserta Training-of-Trainers (TOT) Pendidikan Warga ke-60, kerjasama antara Institut Leimena dengan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 20-23 Oktober 2014.