KETIKA BAPAK IBU PENDIRI BANGSA BERSATU

Leader's Talk bersama Drs. Jakob Tobing, MPA

Ini cerita tentang bagaimana bapak ibu pendiri bangsa Indonesia bersatu. Keren! Pergerakan yang awalnya didasari semangat primordial kemudian berubah menjadi semangat persatuan.

#CitaCitaIndonesia oleh Jakob Tobing, MPA, tokoh yang telah malang melintang di dunia politik Indonesia. Beliau juga dikenal sebagai arsitektur amandemen UUD 1945.

transcript

Nah, bila tadinya semangat itu adalah semangat suku-suku, kelompok-kelompok, primordial begitu, kemudian karena perjumpaan-perjumpaan yang saya sebutkan tadi dan pemahaman atas ide-ide kemanusiaan yang baru, mereka yang kemudian kita sebut sebagai founding fathers dan founding mothers yaitu para bapak dan ibu pembentuk bangsa ini, kemudian bisa bersatu, dan kita tahu bahwa kemudian mereka melakukan sebuah kongres di Jakarta yang disebut sebagai Kongres Pemuda.

Dan kemudian mereka menelurkan sebuah sumpah yang sangat terkenal itu, yaitu sumpah pemuda 28 Oktober tahun 1928. Mereka mengatakan, “Ya, kami ini beda-beda semua tapi kami ini satu. Tanah air kami juga satu dan bahasa persatuan kami juga satu.” Jadi ini sebuah proklamasi lahirnya sebuah bangsa baru di dunia pada tahun 28, walaupun istilah Indonesia sudah dipakai beberapa tahun sebelumnya. Tapi sebagai sebuah kesepakatan politik yang sifatnya deklataroar dan monumental itu … pada tanggal 28 oktober itu.

Sumpah pemuda lahirlah sebuah bangsa baru. Dan untuk apa? Ingin maju, ingin setara dengan bangsa-bangsa yang paling maju di dunia. Itu ada cita-cita seperti itu. Semenjak itu berkembanglah cita-cita bahwa kita yang adalah berbeda adalah satu. Itu adalah sebuah mimpi bersama; memajukan kesejahteraan, keadilan, sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia. Dan kita ini walaupun pulaunya begitu banyak, punya cita-cita kita ini satu. Dan laut yang memisahkan pulau-pulau itu justru adalah pemersatu kita. Dan walaupun kita punya ratusan bahasa, tapi kita punya satu bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.

 Itu cita-cita yang kemudian terus hidup dan dihidupkan oleh bapak dan ibu bangsa ini. jangan lupa ya kita, bahwa disamping para bapak-bapak bangsa, ada juga para ibu-ibu bangsa. Kadang-kadang kita hanya bilang founding fathers, padahal sebetulnya ada founding mothers juga disitu. Banyak tokoh-tokoh yang kita kenal dalam sejarah kita. Nah itulah yang menjadi sebuah cita-cita kita sebagai bangsa.

MORE LEADER'S TALK ...