KEKHASAN TIAP SUKU. TIDAK ADA YANG LEBIH TINGGI ATAU RENDAH!

Seri Video 9 Nilai Gus dur

Kearifan lokal muncul dalam wujud yang khas di masing-masing kelompok, agama, komunitas, suku. Betapa kayanya Indonesia kita! Simak pembahasan mengenai “Kearifan Lokal” yang merupakan satu dari #9NilaiGusDur, bersama Alissa Wahid, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian.

transcript

Gus Dur sangat meyakini bahwa ada nilai-nilai yang universal di dunia ini. Agama-agama mengajarkan perdamaian. Agama-agama mengajarkan belas kasih sayang kepada sesama. Semua agama mengajarkan itu. Semua suku, semua golongan sebenarnya juga membawa nilai welas asih ini. Dan ini adalah nilai-nilai yang sifatnya universal.

Pada saat yang sama, kita juga tahu bahwa nilai-nilai ini muncul dalam tradisi, muncul dalam wujud yang khas di masing-masing kelompok, di masing-masing agama, di masing-masing komunitas, di masing-masing suku. Karena itu ada kearifan yang sifatnya melekat kepada tradisi-tradisi di tingkat lokal maupun tingkat komunitas. Tidak ada yang lebih rendah, tidak ada yang lebih tinggi.

Seringkali manusia memilih untuk sesuatu yang kelihatannya lebih modern. Kelihatannya lebih eksotis, kelihatannya lebih keren. Padahal sebetulnya kalau kita menengok dalam-dalam kepada tradisi yang sekarang kita ada, dimana kita ada, dimana kita hidup, barangkali nilai-nilai itu ada akarnya. Nah ini yang kita maksud dengan kearifan tradisi atau kearifan lokal yang ada. Karena itu bangsa Indonesia selayaknya harus tetap merawat akar kearifan yang ada di bumi ini.

 Jangan sampai kita, terutama kita yang hidup di masa sekarang, di dunia global kemudian merasa menjadi bagian dari masyarakat global tapi kita melupakan keindonesiaan kita. Kita tidak mau peduli, tidak mau bertindak lebih, tidak mau memberikan lebih kepada Indonesia sebagai sebuah negara ataupun sebuah bangsa karena kita lebih memilih sebagai warga global. Ini merupakan kearifan tradisi kita.

Bagaimanapun dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Dimana kita hidup ada kearifan-kearifan yang sudah ada. Dan seringkali yang menarik, kearifan tradisi biasanya justru mengikat semua warga yang ada di tanah tersebut, tidak tergantung pada apa agamanya. Orang yang tinggal di Poso misalnya, mereka sama-sama terikat tradisi Tuwu Sintuwu. Orang-orang Ambon terikat dengan tradisi Pela Gandong. Apakah dia agamanya Islam, apakah agamanya Hindu, Budha, Kristen, Katolik, tapi nilai-nilai tradisi ini akan mengikat semua orang yang hidup di tanah Ambon. Karena itu layaknya kita tidak melupakan semua kearifan tradisi kita dan terutama tradisi itu yang sudah terhimpun di dalam nilai-nilai Pancasila.

MORE LEADER'S TALK ...