ASAL MULA TERBENTUKNYA INDONESIA

Leader's Talk bersama Drs. Jakob Tobing, MPA

Bagaimana Indonesia yang dulunya terdiri dari ratusan kerajaan kemudian bisa bersatu? Siapa dan apa saja yang berkontribusi terhadap pembentukan Indonesia?

#CitaCitaIndonesia oleh Jakob Tobing, MPA, tokoh yang telah malang melintang di dunia politik Indonesia. Beliau juga dikenal sebagai arsitektur amandemen UUD 1945.

Transcript

Indonesia itu bangsa yang terbesar keempat di dunia. Sering kita lupa itu bahwa kita keempat sesudah yang pertama itu China, milliar itu. Kemudian India juga satu miliaran, kemudian Amerika Serikat, dan keempat kita yang sudah hampir mencapai 260 juta orang.

Tetapi, ada yang khas tentang Indonesia ini. Kalau kita tanya, orang Indonesia itu kayak apa sih? Fisiknya begitu? Ya, enggak ada yang secara typical yang khas gitu. Ada yang kulitnya sawo matang. Ada yang kulitnya sawo matang lebih tua, agak gelap. Ada yang lebih cerah. Terang. Lebih kuning. Rambutnya ada yang ikal, ada yang rambutnya lurus. Jadi tipenya macam-macam.

Memang kita itu punya jumlah suku yang sangat besar suku-suku ethnicity yang jumlahnya di atas seribuan begitu. Bahasa kita juga sangat banyak, termasuk dialek yang aktif. Itu di atas tujuh ratusan. Nah kalau kita liat kepulauan tempat kita tinggal juga, daerah tempat kita tinggal ini adalah sebuah kepulauan yang sangat besar, belasan ribu pulau. Dan kalau kita lihat peta dunia, ini kayak sebuah wilayah sendiri yang mirip sebuah benua maritim begitu. Jadi sangat khas.

Nah, tentu kita tanya kenapa bisa jadi satu ini semuanya? Dulunya ada ratusan kerajaan ya di wilayah yang disebut Nusantara ini dari sejak zaman sebelum masehi sampai sekarang, dan berbeda-beda tetapi kemudian bisa menjadi satu. Ini tidak lepas dari pengalaman kita sebagai sebuah wilayah dengan penduduk yang sangat banyak itu yang kemudian masuk dalam sebuah lingkungan kekuasaan yang waktu itu dipunyai, dimiliki oleh Belanda. Secara garis besarnya begitu.

Diperkenalkannya pendidikan modern yang didorong oleh politik etik yang berkembang di dunia barat, khususnya di Eropa, diterapkan di Indonesia. Maka, di Nusantara ini terbentuk generasi baru yang mempunyai pendidikan dan bersentuhan bersinggungan dengan kemajuan pada dunia pada umumnya, dan dunia barat pada khususnya. Di lain pihak, sesuai dengan politik penjajahan pada waktu itu pusat-pusat pendidikan menengah dan tinggi adanya di pulau Jawa.

Sementara yang lebih rendah itu lebih tersebar. Di Pulau Jawa ini khususnya kita bisa lihat, misalnya saja ya di Jakarta atau di Bandung atau di Surabaya atau di Jogja begitu. Dan ke tempat inilah kemudian masyarakat elit katakanlah begitu ya dari daerah-daerah itu kemudian mengirimkan anak-anak mudanya untuk bersekolah.

Di samping juga beberapa dari mereka bersekolah ke Belanda atau malahan ada yang ke Perancis. Sedemikian sehingga akhirnya memang terjadi persentuhan dan perjumpaan generasi muda terdidik yang sedang dibentuk ini, dari berbagai wilayah yang berbeda-beda di Indonesia. Terjadi semacam persatuan begitu.

Akibatnya karena mereka juga bersentuhan dengan kabar-kabar, berita-berita, informasi yang beredar. Sudah di dunia yang lebih maju, di daerah barat khususnya, itu terbentuk kesadaran untuk maju.

Mula-mula itu terbatas pada lingkungan suku mereka, tempat mereka berasal masing-masing, atau juga malah dalam juga lingkungan agama masing-masing. Kita tahu berbagai gerakan-gerakan itu, pada waktu itu untuk memajukan kelompoknya, itu bernuansa suku. Tetapi seiring dengan perkembangan pemahaman tentang kemanusiaan, tentang keadilan, dari macam-macam yang tumbuh bersama dengan revanche, ide dan macam-macam ide kemajuan yang ada di dunia, itu akhirnya makin melebur makin melebur dan ada semacam semangat bahwa orang Asia yang terjajah ini, pada dasarnya sebetulnya kalau bisa merebut pengetahuan, teknologi dan lain sebagainya juga bisa sejajar paling tidak dengan negara-negara atau bangsa-bangsa yang lebih maju bangsa-bangsa barat itu.

Terutama dipicu oleh kemudian Jepang  yang maju dengan pesat sesudah mereka membuka diri dengan Meiji Restorasi itu pada akhir abad ke-19. Mereka ternyata bisa mengalahkan sebuah negara barat, bangsa barat, Rusia dalam pertempuran itu yang kita kenal di pertempuran selat Tsushima itu pada awal abad 20. Dan itu membangkitkan semangat.

 Di samping itu Jepang kemudian juga pada sekitar masa-masa itu diakui sejajar dengan bangsa-bangsa kulit putih. Jadi ini mendorong semangat juga dari bangsa-bangsa yang lain, bangsa-bangsa Asia kulit berwarna, untuk berjuang .

MORE LEADER'S TALK ...