Oktober 2014, merupakan bulan keluarga di jemaat saya beribadah. Untuk memperingati bulan keluarga tersebut, maka pemuda gereja berinisiatif mengadakan kegiatan, hingga dibentuklah panitia kecil di mana saya menjadi ketuanya.

Dalam pembahasan kegiatan, maka disepakati bahwa salah satu program yang akan dilakukan adalah bedah rumah. Bedah rumah dilakukan untuk rumah jemaat yang dianggap sudah tidak layak huni dan perlu direnovasi. Program ini menjadi pergumulan tersendiri bagi saya, karena modal dana awal yang panitia miliki hanya sebesar Rp. 500.000. Namun, kami pantang menyerah. Kami tetap semangat. Kami membeli hasil-hasil pertanian dan menjualnya secara lelang di gereja. Syukurlah, banyak orang yang tertarik dengan kegiatan kami ini. Beberapa orang pemuda yang sudah bekerja, ikut membantu memberikan persembahan untuk kegiatan ini.

Akhirnya, kegiatan bedah rumah pun dimulai. Rumah yang kami bedah adalah rumah seorang jemaat gereja, yang berukuran 5×7 meter. Pekerjaan bedah rumah ini dibantu juga oleh orang tua yang mengerti dengan pertukangan. Berkat kerja dan semangat dari semua panitia, termasuk bantuan para orang tua baik secara moril dan material, maka rumah tersebut dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih 1 bulan.

Kami, kaum muda yang menjadi panitia, sangat bersyukur atas keberhasilan bedah rumah tersebut. Kami berencana, akan melanjutkan kegiatan ini di gereja. Tahun 2015 ini, kami akan memulai lagi kegiatan bedah rumah, untuk menolong merenovasi rumah jemaat yang tidak layak huni. Semoga kegiatan yang kami lakukan ini, menjadi semangat bagi kaum muda lainnya untuk lebih peduli pada sesama.

Penulis

Yunardo R.B. Lobo, salah seorang peserta Training-of-Trainers (TOT) Pendidikan Warga ke-62, kerjasama antara Institut Leimena dengan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 18-21 Mei 2015.