Ketika Hidup Terasa Sulit, Bahkan Harus Mulai Lagi dari Nol

Apr 22, 2020

CARA LAIN MENDENGARKAN:

Transkrip

Elva:

Karena jujur aja Pak, ini bukan cuma Elva mungkin yang merasakan, juga bukan teman-teman disekitar Elva, tapi juga banyak anak muda di luar sana yang juga sebenarnya ada teman-teman yang juga masih harus bekerja.

Ini mulai timbul kekhawatiran terhadap masa depan. Ini sebenarnya Corona ini sampai kapan. Atau nanti ini masa depan setelah corona ini, apakah akan baik-baik saja? Apakah saya akan tetap mempunyai pekerjaan? Bagaimana nanti saya menghidupi keluarga? Kondisi sosial dan lain-lain. Jujur aja itu menjadi kekhawatiran terbesar bagi kami-kami ini Pak, gitu. Karena ini kita juga belum tahu sampai kapan Corona ini akan berakhir. Jadi wejangannya dari Bapak untuk menghilangkan kekhawatiran-kekhawatiran terhadap masa depan yang belum jelas ini. Itu gimana ya Pak?

Alwi Shihab:

Kita harus mempunyai kepercayaan penuh bahwa masa depan kita Insya Allah akan lebih baik selama kita dekat sama Tuhan. Ya memang betul, bagaimana mengukur kita dekat sama Tuhan atau tidak, yang penting kita percaya bahwa masa depan kita Insya Allah akan baik. Jangan dibayangkan yang buruk-buruk. Di dalam Al-Qur’an disebutkan, wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh. Orang yang sudah pasrah diri kepada Tuhan, maka sudah tidak perlu ada kekuatan lain. Cukuplah kekuatan Yang Maha Kuasa itu yang bias membawa kita kepada apa yang kita harapkan. Jadi jangan dianggap bahwa di depan kita itu, masa depan kita suram. Jangan!

Ada kejadian-kejadian yang tidak pernah kita bayangkan, itu mungkin terjadi dan itu tanpa kita rencanakan. Dan itu sering sekali terjadi dan orang lalu menganggap bahwa itu adalah kebetulan. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semuanya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Hanya kita saja yang merasa bahwa itu kebetulan. Nah kebetulan-kebetulan ini yang bisa merubah kehidupan kita dari kesempitan menjadi kelonggaran, dari susah menjadi lebih baik dan lebih senang.

Percayalah bahwa kalau kita mempunyai kepercayaan penuh bahwa mā min dābbatin fil-arḍi illā ‘alallāhi rizquhā. Tuhan berjanji bahwa tidak ada seorang manusia dan makhluk apapun di bumi ini kecuali rezekinya datang dari Yang Maha Kuasa. Jadi, percayalah bahwa selama kita punya pegangan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa maka kita akan tentram. Tidak ada kegaluhan dalam jiwa kita.

Dari itu, kita dalam situasi yang sulit sekarang ini, berada di rumah, tidak bisa beraktivitas, kita isi waktu-waktu kita untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Dan insya Allah, percayalah.

Saya kan ini seperti orang tua milenial. Saya juga mengalami kesulitan. Ya saya lebih lama hidupkan … sehingga kesulitan saya juga banyak. Dan bahkan pernah mengalami kebangkrutan total. Saya berusaha, punya pabrik, lalu pabriknya disita oleh bank, dan saya kembali nol. Tetapi, saya bertekad untuk memohon kepada Tuhan untuk mencarikan jalan dan akhirnya ada jalan keluar. Dan justru saya merasa bahwa jalan keluarnya jauh lebih baik daripada apa yang tadinya saya bayangkan. Jadi kita percayakan sama Yang Maha Kuasa, asal kita berusaha.

Setelah nanti Corona selesai Insya Allah tidak lama mungkin satu bulan kita keluar, kita berusaha mencari peluang-peluang lain, bertemu dengan orang-orang lain. Yang mungkin tadinya tidak kita terbiasa kita berusaha, karena Tuhan menginginkan kita berusaha.

Dan usaha banyak sekali, apalagi di Indonesia ini, banyak sekali peluang untuk usaha. Jangan hanya mau menjadi pegawai. Jangan hanya mau menjadi seorang yang bergantung kepada bos. Bisa bekerja sendiri. Sekarang banyak peluang, pemerintah juga membantu untuk bekerja sendiri, kumpul dengan beberapa teman lalu buat startup atau pertanian. Pertanian tanah kita subur. Luar biasa! Jadi jangan terlalu terpaku oleh pekerjaan yang selama ini kita kerjakan.

Kalau seandainya hal itu tidak bisa dilanjutkan karena satu dan lain hal. Jadi ya kita yakinlah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Maha Pemurah, Maha Penyayang kepada hamba-Nya, selama hamba-Nya tetap ingat kepada-Nya. Ada peringatan dari Tuhan yang bagus untuk kita perhatikan. Wa man a’raḍa ‘an żikrī fa inna lahụ ma’īsyatan ḍangkaw. Siapa-siapa yang mengenyahkan atau tidak memperhatikan peringatan-peringatan-Ku maka kehidupannya akan sempit. Ini Tuhan yang mengatakan demikian.

Jadi kita dianjurkan untuk ingat kepada Tuhan, mohon kepada Tuhan. Karena orang-orang yang melupakan Tuhan, Tuhan akan melupakan dia. Pada saat kita butuh kepada Tuhan, baru kita datang. Tapi pada saat kita senang, kita tidak memohon. Jadi kebiasaan ini, mari kita rubah. Pada saat kita senang, kita ingat Tuhan, dengan kita berbagi. Pada saat kita sulit, memang kita sudah selama ini ingat Tuhan, maka Tuhan akan memperhatikan kita juga. “Kamu laksanakan janji-janjimu kepada Aku”, kata Tuhan. “Aku akan laksanakan janji-Ku kepada kamu.” Janji Tuhan kepada manusia adalah senantiasa memberikan rahmat, memberikan anugerah, kesehatan selama kita mendekat kepada-Nya.

Saya selalu anjurkan bahwa hal yang semacam ini, mungkin sulit untuk dilakukan oleh anak-anak muda tapi dibiasakan. Tidak perlu kita terlalu melakukan ibadah ritual yang berlebihan, yang penting hati kita selalu ada hubungan dengan Yang Maha Kuasa. Tiap langkah kita ada hubungan dengan Yang Maha Kuasa. Dan itu dilakukan pada saat-saat kita shalat lima waktu, atau pada saat-saat kita merenung terhadap kehidupan kita.

Saya kira dan saya berharap bahwa teman-teman yang sekarang mengalami kesulitan, mudah-mudahan Tuhan cepat-cepat merubah kesulitan ini menjadi suatu peluang ke depan. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, tetapi selama pegangan kita adalah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Besar, Agung, maka kita tidak perlu khawatir.

Bos kita itu bisa diubah hatinya oleh Tuhan sekejap mata untuk menjadi lebih baik kepada kita, selama kita baik kepada sesama kita.

Saya kira mungkin itu yang sudah cukup panjang tinggal nanti teman-teman yang mendengar, melihat sampai dimana mereka bisa melaksanakan. Nasihat-nasihat ini juga sebenarnya saya tujukan pada anak-anak saya dan saya tunjukan pada diri saya. Saya juga merasakan, orang tua ini juga merasakan kekhawatiran terhadap anak-anaknya, tetapi kita senantiasa mengharapkan Tuhan akan lekas menyelesaikan masalah yang kita hadapi, masalah bangsa ini, masalah masyarakat yang khususnya anak-anak muda yang mempunyai harapan besar. Lalu, sepertinya harapan itu terputus dengan adanya corona. Jangan sampai ada perasaan demikian.

Kita harus optimis bahwa setelah ini kita akan mempunyai peluang yang lebih besar, lebih baik dengan kedekatan kita kepada yang mengatur dunia ini yaitu Yang Maha Kuasa.

Elva:

Amin amin amin ya rabbal alamin.